Senin, 18 Februari 2008

I Left My Heart in Bogor

Oi…oi! Aku bawa oleh-oleh dari Bogor nih. Abis jalan-jalan gratisan di sana sih…he he...thanks buat panitianya. Ini nih lelaki yang bertanggung jawab alias ketupat-nya:


Kuceritain aja pengalamanku disana melalui web-diary ini (cailah!). Inilah uyeknya di dalam bis saat berhenti tiap ada pom bensin…maklum panggilan alam. Tiap setor sih cuma seribu rupiah tapi kalau dihitung dari Solo-Bogor-Solo lagi...sepertinya WC umum adalah bisnis dengan keuntungan besar he he he.


Begitu liat tempat penginapannya bikin patah hati (makanya hitam putih)...lokasinya sih bergengsi di pusat bisnis Kuningan...tapi kamar mandinya berjumlah terbatas, jadi pada nyelonong masuk aja tanpa peduli gender. Yee seneng dari Hongkong! Abis saingannya ibu-ibu sih..hiks hiks.

Makannya bergizi…tapi alasan utamaku memajang gambar ini soalnya aku nongol dikit tuh he he.
Masuk Kebun Raya nggak sempat lihat Istana Bogor? Buta kale...Istananya aja segede gitu! Didepannya ada tanaman bernama Victoria (tulis nama latin yang bener ya) yang katanya Pak Marsusi (dosen Taksonomi Tumbuhan) kita bisa mati berada di bawah tanaman itu sejam. Ya iyalah...secara gitu loh...lha wong tumbuhnya aja di aer...





























Kalo di-close up di depan istana Bogor ada eh...ehm.


Apaan lagi ya yang bagus? Sebenarnya aku pengin foto kijang, tapi pas hujan jadi pada ngeyup he he. Bunga bangkai alias Amorphopallus belum berbunga, masih kuncup nih.


Aku sempat diceritain sama masnya yang nganter kami jalan-jalan (ini nih gambarnya…bangga lho mas masuk blog-ku dan bisa dilihat seluruh dunia)


tentang darimana asal kata Amorpophallus...tapi kalo suruh nyeritain lagi...he he...entar dibilang nakal;p

Malu nih sebenarnya…tapi aku baru lihat yang namanya pohon coklat untuk pertama kalinya disini. He he tahunya biasanya udah dalam bentuk batangan dan dalamnya ada kacang medenya. Kalo bosan tiap valentine harus ngasih cokelat tiap tahun, kasih aja pohonnya biar tahun depan metik sendiri he he. Banyak tanaman lain yang bisa kita nikmati disana seperti Antigonon leptopus yang nomindig-nya cukup dahsyat…air mata pengantin. Dan inilah Saracca alias daun sapu tangan.

































Ini bukan patungnya Raffles lho, tapi Pak Reinward, botanis Belanda pendiri Kebun Raya Bogor. Aduh yang pada foto nggak usah banyakan gaya deh.



Di Bogor kami hujan-hujan lho (maklum kota hujan)...mana aku abis kena tipes lagi…Maklum lah namanya juga kota hujan. Tapi buat gambar yang dibawah ini…mengharukan banget. That’s what friends are for!

Cukup sekian saja jalan-jalan di Kebun Raya Bogornya. Setelah aku pergi, kayaknya udah nggak ada lagi barang bagus yang bisa diliat di situ...isinya pohon doang! Eh, tapi Kebun Raya Bogor ternyata ada satwanya juga lho...tuh kucing garong (yang digendong tentunya he he). Aduh penting nggak seeh?

Kita pindah yuk ke tempat kerja masa depanku (amin!!!!) tak lain tak bukan di LIPI tempat nongkrongnya para peneliti.

Di dalam ada locker herbarium terlengkap di Asia Tenggara yang hiy...serem banget kayak di filmnya Sadako...

Ada lapangan pekerjaan di LIPI buat kalian yang gemar menggambar yaitu menjadi ilustrator, buat beginian nih kerjaannya.

Perjalanan ke Kebun Raya Cibodas cukup berkesan...naik-naik ke puncak gunung. Eh ni yang bikin sebel ada tulisan dilarang pegang di pot gelombang cinta yang dipajang ini. Emang bagusnya apa sih tanaman ini sampai harganya bisa ratusan juta? Lagian cinta tak selalu bergelombang khan?

Begitu nyampe di Cibodas, kami langsung disambut ramah oleh Begonia yang sedang berbunga ini. Tak lupa bunga kosok WC eh...bunga sikat botol alias Callistemon.


































Taman Agave menghibur kami di tengah perjalanan saat kami didera kelelahan akibat maraton sama Pak Marsusi. Di Kebun Raya Bogor kalian bisa menemukan tanaman yang sama di Taman Mexico.


Kayak inilah uyeknya kegiatan anak biologi saat KKL...semua dengerin Pak Marsusi dan bagi tugas...ada yang nyatet...ada yang foto... ada yang maling buah dan daunnya buat herbarium he he.

Pohon Araucaria menjulang tinggi di Araucaria Street. Hati-hati tersengat anggrek kalajengking Arachnis atau tertusuk duri di rumah kaca berisi ratusan kaktus indah ini.


Pohon Brugmannsia atau kecubung gunung ini membuat semua orang terpesona. Terus pohon dengan kulit mengelupas termasuk famili apa anak-anak?


































Salah satu hotspot kebanggaan Kebun Raya Cibodas adalah Taman Lumut ini. Tapi kok kayaknya kurang dirawat ya...soalnya lumutan he he.


Inilah pohon kina (Chincona) pertama yang ditanam di Indonesia dan berjasa menyelamatkan ribuan nyawa dari malaria. Eh itu aku yang pake baju item...!


Lho cah...foto dulu....kok pada bubar?


Last but not least inilah para asisten yang setia menemani perjalanan mereka. Narsis he he! Tak lupa Mas Arie yang selalu sabar menemani kami.

















Akhirnya pesan terakhir buat pembaca blog saya: